Jumat, 09 November 2007

Pembangunan di Kuningan Bak Laju Kudanya

KOMPAS - Rabu, 15 Jan 1992 Halaman: 13 Penulis: MULYADI, AGUS Ukuran: 5673
PEMBANGUNAN DI KUNINGAN BAK LAJU KUDANYA
KUDA dianggap sebagai hewan perkasa yang tidak kenal lelah,
pekerja keras, dan penuh semangat. Tak aneh jika banyak yang memilih
kuda sebagai lambang idolanya.
Pemerintah daerah Kabupaten Kuningan di Jawa Barat menjadikan kuda
pula sebagai lambang daerahnya. Bagi masyarakat Kuningan kuda
dianggap sebagai simbol yang menggambarkan semangat dan dinamika
yang tida kenal surut dalam membangun.
Sampai-sampai lahir pemeo, "kecil-kecil Kuda Kuningan, biar kecil
cepat larinya". Pemeo yang kira-kira diartikan: meski kecil laju
pembangunan, tetapit idak mau kalah dibanding daerah lain.
Dalam usianya yang ke-493 (September 1991) berbagai prestasi telah
dicapai Kabupaten Kuningan. Baik prestasi di tingkat propinsi maupun
di tingkat nasional. Penetapan tanggal kelehiran itu dikaitkan
dengan mulai pertama adanya pemerintahan di Kuningan pada masa
lampau.
Penggunaan kuda sebagai lambang daerahitu, tidak terlepas dari
sejarah yang pernah mengukir wilayah kabupaten yang berada di
ketinggian antara 120-1.200 meter di atas permukaan laut ini.
Menurut sejarah, pemerintahan di kuningan yang pertama,
penguasaannya adalah Dipati Ewangga. Penguasa yang dianggap sebagai
leluhur masyarakat Kuningan ini, bila meninjau ke daerah-daerah
selalu menunggang kuda warna putih.
Maka, jika Anda berkunjung ke daerah yang berada di punggung
Gunung Ciremai itu, akan selalu ditemui lambang-lambang kuda
berwarna putih. Di mana-mana, diwujudkan secara mencolok pada tugu-
tugu batas desa. Di beberapa tempat bahkan, nampak satu dua patung
kuda yang berdiri sendiri.
Kuda betulan pun akan Anda temukan di jalan-jalan di Kuningan.
Bukan kuda kecil warna putih melainkan kuda penarik delman yang
menjadi salah satu sarana angkutan umum di daerah itu dan di dalam
kota Kuningan.
***
MASYARAKAT Kuningan, menurut Kabag Humas Pemda Kuningan, Oco
Suharsa, dianggap sebagai pekerja keras yang penuh semangat.
Berbagai prestasi membanggakan yang perna diraih antaranya, Satya
Lencana Pembangunan bagi Bupati Kuningan, Drs Subandi dari Presiden
RI, yang berjasa menunjang pembangunan ekonomi Indonesia. Dan
berhasil pula memantapkan pengembangan koperasi dan Keluarga
Berencana, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Penghargaan itu diterima di Magelang (Jawa Tengah), pada peringatan
hari Pertasi Kencana Tingkat Nasional 1991.
Prestasi lain di tingkat nasional adalah, KUD Teladan tingkat
nasional yang diraih KUD Setia Murni, Desa Cihideunghilir, Kecamatan
Cidahu. Lainnya, juara dua UKS (Usaha Kesehatan Sekolah), yang
diraih SD Negeri Babatan, Kecamatan Kadugede.
Sedangkan prestasi di tingkat Propinsi Jabar antara lain, di
bidang koperasi, K3, kebersihan kota, guru teladan, dokter teladan,
keluarga berencana, pertanian, dan tenaga kerja.
Laju pembangunan kabupaten yang berpenduduk 892.228 jiwa (hasil
sensus 1990), memang seperti kuda kecil warna putih yang berlari
kencang. Itu nampak pada laju pertumbuhan ekonomi yang mencapai 4,68
persen, serta pendapatan epr kapita penduduknya, dari Rp 448.917
pada 1989 menjadi Rp 556.304 pada 1990.
***
KONDISI alam Kuningan yang terletak di daerah pegunungan, memang
membuat daerah itu akan betah ditinggali, seperti daerah Parahyangan
lainnya. Keadaan alam pegunungan ini membuat Kabupaten Kuningan
mampu memikat masyarakat daerah lain untuk sekadar melancong.
Obyek-obyek wisata dengan memanfaatkan kondisi alam, di antaranya
Kawasan Wisata Linggarjati, Sangkanhurip, Pemandian Cibulan,
Cigugur, Taman Darma Loka, atau Telaga Remis dan Wadu Darma. Belum
lagi obyek wisata seperti gedung bersejarah Gedung Naskah
Linggarjati, atau Taman Purbakala Cipari.
Kenyamanan daerah pegunungan ini, pada zaman kolonial dulu banyak
dijadikan pembesar Belanda sebagai tempat peristirahatan. Bahkan
salah satu rumah peristirahatan itu dijadikan sebagai tempat
perundingan negara antara RI dengan pihak Belanda pada 1947, yang
kemudian dikenal dengan Perjanjian Linggarjati.
Air selalu melimpah di kabupaten inis epanjang tahun. Ketika
daerah-daerah tetangganya seperti Kabupaten Indramayu dan Kabupaten
Cirebon dilanda kekeringan, daerah ini tidak kekurangan air.
Persawahan selalu menghijau dengan hasil bagus. Tidak kurang 30.000
hektar sawah eprtanaman padi terdapat di daerah ini. Kabupaten
Kuningan memasok sekitar 70.000 ton beras setiap tahun, bagi daerah-
daerah lainnya.
***
KUNINGAN adalah hinterland (daerah penyangga) bagi warga
Kota Udang. Sampai ada seloroh, kehidupan warga Kotamadya Cirebon,
tergantung pada kemurahan hati Kuningan untuk tetap mengalirkan
airnya.
Kebutuhan air bersih bagi warga Cirebon hampir semuanya (80
persen) dipenuhi dari air ledeng yang sumbernya didapat dari sumber
mata air di Paniis, Kecamatan Mandirancan, Kabupaten Kuningan.
Air yang bersumber dari Kuningan tida hanya di Paniis. Dan sumber
air-sumber air tersebut dimanfaatkan pula oleh dua pabrik gula di
Kabupaten Cirebon yang mencapai 2.000-3.000 liter per detik.
Pertamina Cirebon 300 liter per detik, Pabrik Semen Palimanan 30
liter per detik,s erta lahan eprtanian di Kabupaten Cirebon seluas
20.000 hektar dari Waduk Darma, dengan debit antara 2.500-3.000
liter per detik.
Kuda Kecil Kuningan memang pelari cepat. Meski begitu, sesuai
kodratnya harus diingat, potensinya terbatas. Kalau tak hati-hati,
mungkin bisa terpuruk. (agus mulyadi)
Foto:1(mul)

Tidak ada komentar: