Senin, 12 November 2007

Kerupuk Melarat Nikmat Disantap dengan Sambal

KOMPAS - Minggu, 30 Apr 1995 Halaman: 15 Penulis: MUL Ukuran: 4032
KERUPUK MELARAT, NIKMAT DISANTAP DENGAN SAMBAL
MELARAT, ternyata tidak hanya disandang sebagian
manusia. Makanan di Cirebon pun ada yang disebut melarat yaitu
jenis makanan kerupuk. "Kerupuk melarat", begitu sejumlah
pedagang makanan ringan di kawasan Plered menyebutnya.
Mengapa diberi nama berkonotasi sengsara seperti itu? Nama ini
sebenarnya hanyalah olok-olok. Sejumlah pedagang makanan
mengatakan, itu karena kerupuk ini tidak dimasak dengan minyak
goreng, tetapi menggunakan pasir. Mungkin juga penyebutan
nama itu terlontar awalnya karena pemilik kerupuk tidak mau
menggorengnya dengan minyak.
Tetapi inilah kekhasan kerupuk melarat yang dikenal juga
dengan nama "kerupuk mares". Proses pemasakan dalam penggorengan
berisi pasir di atas tungku api yang kemudian memberi rasa khas
kerupuk ini. Dan jika dimakan dengan sambal, ada kenikmatan
sendiri yang dirasakan mereka yang memakannya. Sekali makan
kerupuk bersambal, sulit menghentikannya.
Rasa kerupuk melarat sudah begitu dikenal masyarakat Cirebon
dan sekitarnya. Karena kerupuk ini lebih nikmat dimakan dicampur
sambal, konsumen lebih mengenalnya dengan sebutan "kerupuk sambal".
Karupuk melarat merupakan salah satu dari banyak macam jenis
makanan yang dijual di Plered. Kerupuk ini tidak berasal dari
pabrik di luar Cirebon, tetapi salah satu jenis makanan produk
lokal dan merupakan industri rumah tangga.
Kerupuk melarat diproduksi di rumah-rumah penduduk Blok
Kaliandul, Desa Setu Kulon, Plered, Kabupaten Cirebon. Penduduk
setempat sejak puluhan tahun lalu, turun temurun memproduksi kerupuk
khas yang dicetak aneka warna ini. Jemuran kerupuk masih mentah
dapat dijumpai di depan rumah-rumah penduduk.
Bahan baku kerupuk khas Cirebon ini sebenarnya sederhana.
Hanya tepung singkong yang dicampur air dan bumbu-bumbu seperti
bawang merah, bawang putih, ketumbar, garam, dan sedikit gula,
ditambah zat pewarna.
Kerupuk melarat termasuk jenis makanan yang laris manis.
Karena laku keras, tidaklah aneh jika kemudian stok kerupuk
mentah siap jual di sejumlah pengrajin, bisa kosong sama sekali.
Misalnya di rumah industri Ny Mardinah (60), pada suatu siang
tengah Maret lalu sama sekali tidak ada persediaan kerupuk mentah.
Sisa yang ada, diborong habis pembeli dari Kadipaten, Majalengka
pada pagi harinya.
Padahal proses produksi di rumah Ny Mardinah tidak pernah
berhenti. Sebanyak 18 pekerja membantunya. Sehari penuh, mulai dari
pembuatan adonan bahan baku yang sudah diberi pewarna sampai
penjemuran, dapat dihasilkan kerupuk mentah kering yang siap jual.
Menurut Ny Mardinah sehari pabrik di rumahnya menghabiskan 3,5
kuintal tepung singkong. "Produksi kerupuknya timbangannya sama
seperti berat bahan bakunya," kata Mardinah.
Ada dua jenis bentuk kerupuk melarat yang dihasilkannya yakni
jenis panjang pipih dan bulat keriting. Harga jual dua kerupuk
mentah di rumahnya masing-masing Rp 1.250 per kilogram dan Rp 1.400
per kilogram. "Kerupuk ini murah meriah, tidak rugi membelinya.
Kalau sudah merasakan kerupuk melarat, pasti ketagihan," tutur Ny
Mardinah.
Kerupuk melarat asal Cirebon, hanyalah salah satu jenis produk
makanan lokal yang sudah dikenal sampai ke luar batas wilayah. Makan
murah tapi nikmat disantap ini, turut menjadi pelengkap sejumlah
makanan khas Cirebon. Bahkan menurut Ny. Mardinah, kerupuk ini
sampai pula ke Jakarta, dijual penduduk setempat yang bernagkat
sendiri mencari pasar di Ibu Kota.
Kerupuk melarat yang lebih dikenal dengan nama kerupuk sambal
ini, dalam bentuk matang biasanya dijual pedagang gado-gado
gendongan, yang keliling masuk keluar kampung. Konsumennya tidak
hanya golongan berduit pas-pasan, tetapi juga dari kalangan
masyarakat mampu.(mul)
------
tesk foto:
Kompas/mul
SIAP DIJEMUR -- Salah satu proses awal pembuatan krupuk melarat
adalah penjemuran. Setelah adonan dicetak, ditaruh di tampah siap
untuk dijemur.