KOMPAS - Kamis, 19 Nov 1992 Halaman: 12 Penulis: MULYADI, AGUS Ukuran: 2310
Pergelaran Topeng Cirebon
SI JELITA DARI KADIRI
KISAH Si Buruk Rupa dan Si Jelita sudah melegenda di Cirebon.
Si Buruk Rupa itu bernama Joko Bluwo, pemuda dusun dari Gebang
Tinatar. Si Cantik Jelita adalah Dewi Candrakirana, putri Raja
Kadiri bernama Lembu Amiris.
Tema cerita yang digelar kelompok tari topeng Cirebon asal Desa
Selangit, Kabupaten Cirebon, Jabar, di Gedung Pancakabraja Cirebon,
Selasa (17/11) ini memang dari siklus Panji. Kisah cinta antara
Raden Panji Inu Kertapati dengan Candrakirana ini dikenal luas
di berbagai bagian wilayah budaya Jawa, bahkan meluas sampai di
Thailand.
Yang unik adalah karena ini Cirebon. Tari topeng ini lain
dengan umumnya tari topeng Cirebon, yang terdiri dari tahapan-
tahapan, dan disajikan dalam lima jenis tarian berbeda. Setiap
karakter pun, digambarkan melalui jenis topeng berbeda pula.
Kelimanya adalah panji, samba, rumyang, tumenggung, dan kelana.
Dipimpin penari topeng kondang asal Selangit, yakni Sudjana
Ardja (56), penampilan mereka bertutur seperti layaknya pergelaran
drama tari. Bisa disebutkan pergelaran Joko Bluwo ini langka, dalam
arti sangat jarang dimainkan.
***
MENURUT pengamat kebudayaan Cirebon, TD Sudjana, tari topeng
dengan lakon, sebenarnya ada dan berkembang di masyarakat.
Sebagaimana perkembangannya sejak zaman Sunan Gunung Jati, topeng
Cirebon asal Selangit memang mengenal dua jenis unsur pementasan
itu, yakni babakan dan lakon (dalang) yang dipimpin seorang dalang.
Beda keduanya adalah, topeng lakon tidak sepenuhnya terikat
pada lima karakter baku seperti dalam topeng babakan. Di situ
muncul karakter lain, seperti tokoh dengan peran lucu dan konyol.
Dalam pergelaran ini memang banyak bermunculan tokoh tokoh lucu
dan konyol, seperti Jaka Bluwo itu sendiri. Sudjana Ardja yang
langsung memerankan tokoh itu berhasil menampilkan kekonyolan dan
karakter seorang berwajah buruk, misalnya sekali-sekali memunculkan
cara berjalan bak Charlie Chaplin. Ditambah topeng dalam bentuk
berhidung besar bundar, mata melotot, dan dasar topeng warna merah,
karakter Jaka Bluwo seakan terwakili benar. Seorang dalang mengucapkan ì
dialog semua tokoh. (agus mulyadi)