Senin, 12 November 2007

Hari Pertama Masuk Sekolah, Tak Ada yang Baru Bagi Murid SD Mundu

KOMPAS - Rabu, 20 Jul 1994 Halaman: 17 Penulis: MULYADI, AGUS Ukuran: 5150 Foto: 1
Hari Pertama Masuk Sekolah
TAK ADA YANG BARU BAGI MURID SD MUNDU
SUASANA serba baru biasa dialami oleh murid-murid yang kembali
masuk sekolah, pada setiap tahun ajaran baru. Tas, buku-buku, pulpen,
pinsil, baju seragam, dan sepatu baru, menjadi semacam syarat
sebagian dari mereka untuk kembali masuk sekolah. Dan bagi siswa
kelas satu tentu akan mendapat pula teman-teman baru.
Namun keadaan serba baru itu tidak sepenuhnya dialami siswa-
siswa Sekolah Dasar Negeri III Mundu Pesisir, Kecamatan Mundu
Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Tak semua siswanya mampu membeli
sepatu, dan terpaksa sekolah bersandal jepit. Lokasi SD ini sekitar
lima kilometer arah timur kota Cirebon, dan hanya 200 meter dari
bibir pantai. Kondisi sekolahannya cukup memprihatinkan, karena
berada di tengah komunitas masyarakat nelayan yang miskin.
Walaupun ruangan kelas yang ditempati sekarang "baru", karena
mereka naik kelas, namun suasana kelas sama sekali tidak baru. Para
murid kembali mendapatkan ruangan kelas yang tidak dilengkapi kursi
dan meja belajar yang cukup. Sebagian dari mereka belajar sambil
berdiri dan sebagian terpaksa duduk lesehan di lantai. Sementara yang
lain duduk berdesak-desakan di kursi-kursi yang reyot.
Bertahun-tahun sudah kondisi seperti itu dialami siswa SDN III
Mundu Pesisir. Meski setiap tahun jumlah siswa berkurang, karena
ada yang sudah lulus, kekurangan kursi dan meja belajar selalu saja
terjadi. Siswa baru kelas satu yang baru masuk akan mengisi kursi
dan meja yang ditinggalkan kakak kelas mereka.
Tahun ajaran baru kali ini, bahkan dengan kurikulum pelajaran
baru pula, tetap akan dialami murid Mundu Pesisir dalam suasana
lama. Baju seragam yang mereka kenakan mungkin baru. Tetapi sebagian
siswa SDN III Mundu Pesisir terpaksa tetap belajar di lantai.
Murid kelas dua dan tiga dapat bebas masuk-keluar kelas masing-
masing, karena tidak ada pintu pembatas ruangan antara keduanya.
Sejak lama pintu dibiarkan terbuka tanpa daun pintu.
Hingga pada hari pertama masuk sekolah tahun ajaran 1994/1995,
Senin (18/7) pagi, terlihat beberapa murid kelas dua dan tiga saling
berebut kursi. Bila salah satu dari mereka lengah, kursi akan lenyap
dibawa ke kelas lain melalui pintu terbuka tadi.
***
KEKURANGAN kursi dan meja belajar bagi murid-murid SDN III
Mundu Pesisir, menurut Kepala Sekolahnya, Hasan, memang cukup
mengganggu kegiatan belajar mengajar di sekolah itu. Namun pihaknya
tidak dapat berbuat apa-apa terhadap kondisi seperti itu, karena
menyangkut pengadaan kursi dan meja memang tergantung pemerintah.
Menurut Hasan, saat ini di SDN III Mundu Pesisir hanya ada 78
meja belajar yang masih bisa digunakan. "Jumlah itu masih amat
kurang, dibanding jumlah murid yang ada di sini," katanya.
Dengan jumlah murid sekitar 240 orang -- belum termasuk murid
baru kelas satu -- jumlah meja yang dibutuhkan sekitar 120 unit.
Sedangkan kursi dibutuhkan dua kali lipat dari jumlah meja. Lantaran
cuma tersedia 78 meja, sebagian besar murid belajar tanpa meja.
Sedangkan jumlah kursi sekitar 156 buah.
Kekurangan kursi di sekolah itu diatasi dengan memasang bangku
panjang tanpa sandaran. Tiap bangku diisi empat orang murid yang
harus berdesak-desakkan bila mereka menulis di satu meja yang sama.
Sebagian murid memilih lesehan di lantai. Sebagian lain berdiri, dan
bila harus menulis mereka menggunakan dinding kelas sebagai "meja".
***
KEPALA Dinas P dan K Kabupaten Cirebon Drs Tatang Setiawan
mengatakan kepada Kompas, bahwa dalam penyediaan sarana belajar
berupa kursi dan meja untuk murid SD di Kabupaten Cirebon pihaknya
hanya menunggu kebijaksanaan pemerintah.
Dikatakan, Dinas P dan K Cirebon sudah melaporkan kepada Pemda
setempat mengenai kekurangan sarana belajar murid SD tersebut. Untuk
itu, pihak Depdikbud Cirebon lebih memprioritaskan sekolah-sekolah
yang menderita kekurangan paling parah.
Bupati Cirebon, H Rachmat Djoehana dalam sidang pleno DPRD
setempat beberapa waktu lalu mengemukakan, kekurangan sarana belajar
berupa kursi dan meja belajar SD di Kabupaten Cirebon saat ini
mencapai sekitar 54.000 kursi dan 27.000 meja belajar.
Namun pada tahun anggaran 1994/1995 ini Kabupaten Cirebon hanya
mendapat jatah dari Program Proyek Inpres SD/MI tahun anggaran
1994/1995, sebanyak 500 meja dan 5.000 kursi. Entah, sampai kapan
kekurangan kursi dan meja belajar murid SD di Cirebon ini kapan
dapat diatasi. Yang pasti, pada tahun ajaran 1994/1995 ini murid-
murid SDN III Mundu Pesisir masih seperti tahun-tahun sebelumnya.
(agus mulyadi)
Teks Foto
Kompas/mul
HARI PERTAMA -- Hari pertama memasuki tahun ajaran baru, bagi murid
SDN III Mundu Pesisir tidak merasakan suasana yang baru. Kondisi
ruangan kelas masih seperti sebelumnya, yakni kekurangan meja dan
kursi belajar. Sehingga para murid ada yang terpaksa belajar sambil
duduk di lantai, atau berdiri bersandar di dinding.