Rabu, 16 Juli 2008

Usaha Rakyat Pun Kalah KO!

KOMPAS - Jumat, 02 May 2003 Halaman: 32 Penulis: nat;day;mul Ukuran: 9938

USAHA RAKYAT PUN KALAH KO!

KALAH KO (knock out)! Itulah kata yang digunakan seorang pengurusloket di pul PO Putra Remaja di Kota Jambi. "Hancurnya jalan raya diSumsel dan perang tarif perusahaan penerbangan merupakan dua penyebabberuntun kalah KO-nya perusahaan bis AKAP," katanya.

ISTILAH hampir serupa pun, "sekarat", dinyatakan pengelola busantarkota antarprovinsi (AKAP) di Palembang. Malah kekalahan yangdirasakan akibat murahnya tarif pesawat dan jalan rusak telahmengakibatkan bus-bus sekarat. Angkutan darat penumpang antarpulauyang pernah begitu berjaya tersebut, kini tinggal menunggukematiannya alias gulung tikar.

Kondisi hampir semua PO di Jambi dan Palembang, umumnya setalitiga uang. Mereka saat ini sudah sempoyongan. Akibat pukulan bertubi-tubi yang terus mendera, kematian tampaknya tinggal menunggu waktu.

Seperti menunggu datangnya kematian usaha, juga dialami parapemilik rumah makan, warung kopi atau minuman, pedagang buah-buahan,dan usaha rakyat banyak lainnya. Puluhan rumah makan dan warung kopidi jalan lintas timur (jalintim) Sumatera bahkan telah gulung tikarkarena tidak lagi didatangi bus atau kendaraan pribadi yang melintas.Kalaupun ada bus yang mampir, jumlah penumpangnya hanya sedikit.

Penumpang bus kini lebih memilih naik pesawat. Kerusakan jalan yangberjalan seiring dengan murahnya tarif pesawat menyebabkan penumpangbus AKAP merosot drastis. "Sejak sekitar Januari lalu, saya tidakpernah melihat jumlah penumpang bus yang mampir di sini lebih dariseparuh tempat duduk," kata seorang pelayan rumah makan Wisata Minangdi Tanjung Lubuk, Ogan Komering Ilir.

Khusus bagi perusahaan bus AKAP, pukulan bertubi-tubi tersebuttelah menyebabkannya sempoyongan. Bayangkan, selain jalan rusak danmurahnya tarif pesawat, pukulan lain pun menimpa seperti maraknyapungutan di jalan dan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) dan sukucadang. Sementara jumlah penumpang, semakin terus berkurang.

PADAHAL pada pertengahan 1990-an, PO Putra Remaja dengan bus ACeksekutif yang mentereng masuk ke Kota Jambi untuk melayani trayekJambi-Jakarta, dan Jambi-SoloYogyakarta. Sampai akhir 2001,sedikitnya tiga unit bis perusahaan itu berangkat dari Jambi. Satubus melayani tujuan Solo dan Yogyakarta dan dua bus lainnya bertujuanke Jakarta.

"Kini, PO Putra Remaja hanya memberangkatkan satu bus setiap haridari Jambi dengan tujuan Jakarta, Solo, dan Yogyakarta. Itu pun hanyaterisi maksimum 50 persen penumpang," kata seorang petugas loket busitu. PO Putra Remaja, menjual tiket Rp 270.000 per penumpang tujuanSolo dan Yogyakarta serta Rp 175.000 per penumpang tujuan Jakarta.

Kondisi seperti ini tidak hanya dialami oleh PO Putra Remaja, danjuga oleh PO lainnya, semisal Lorena, Handoyo, Ramayana, SariMustika, Giri Indah, Indonesia Mulia Indah (IMI)."Sejak akhir tahun lalu, kami hanya memberangkatkan satu unit buske Yogyakarta dan Solo. Karena jalan di Sumsel rusak parah, ongkospesawat murah, penumpang pun menjadi tidak ada. Rata-rata busRamayana tidak sampai separo tempat duduk yang terisi, sering hanyatujuh sampai 10 orang," kata Yenni, petugas loket Ramayana Jambi.

Kondisi yang lebih parah dialami oleh PO Jambi Indah. "Kami kinidalam kondisi sekarat, mati suri. Dari 57 unit bus yang ada hanyasekitar sepuluh persen yang masih jalan," kata Andi, pengurus POJambi Indah.

Andi mengakui hampir tidak ada solusi yang bernas untukmenyelamatkan perusahaan ini dari mati suri. "Bus juga tidak ada yangbaru karena umumnya sudah berusia tua sekitar lima sampai dengan 15tahun. Bus yang masih baik dan tidak dioperasikan, kami rencanakanuntuk dilelang. Namun belum ada peminat yang serius," katanya lagi.

Seperti perusahaan bus lainnya, mati surinya PO Jambi Indahdisebabkan oleh naiknya harga suku cadang, rusaknya ruas jalintimantara Jambi-Palembang-Lampung. Pukulan terakhir dan yang cukup telakadalah murahnya tarif pesewat udara.Andi menjelaskan, biaya operasional sebuah bus Jambi Indah dengantrayek Jambi-Jakarta-Bandung-Solo-Yogyakarta, sebanyak Rp 3,5 juta.

Rinciannya, untuk sopir dan kernet Rp 500.000, solar Rp 1,8 juta,feri Rp 600.000, tol dan retribusi Rp 125.000, serta pengeluaran lainseperti biaya surat-surat dan sebagainya. Jambi Indah menjual karcisRp 275.000 per penumpang dengan tujuan Jambi-Yogyakarta-Solo, Jambi-Bandung Rp 155.000, dan Jambi-Jakarta Rp 130.000.

Sepinya penumpang dan semakin berkurangnya operasional bus, padaakhirnya mendorong pihak manajemen Jambi Indah memberi kesempatankepada sopir dan kernetnya untuk bekerja sambilan di perusahaan lain.Susahnya, perusahaan bus lain juga mengalami kesulitan, bus lebihbanyak istirahat.

Sampai dengan akhir 2000 lalu, angkutan bus AKAP sebenarnya masihsangat berperan dalam melayani mobilitas masyarakat, terutama dariSumatera ke Jakarta, Bandung, Solo, Yogyakarta dan beberapa kota diPulau Jawa.

Meskipun sering terjadi gangguan, seperti krisis ekonomi sejak tahun 1998 dan beberapa kali kenaikan harga BBM, masih bisadilalui para operator angkutan bus.Namun, sejak awal tahun lalu, badai mulai menyapu dan mengancamkeberadaan perusahaan bus AKAP, terutama yang melayani trayekSumatera-Jakarta dan kota lain di Pulau Jawa. Sebagian "pingsan"bahkan "mati suri", akibat perang tarif yang terjadi di perusahaan penerbangan.

Di Jambi, misalnya, sampai awal tahun 2000 hanya ada duapenerbangan Jambi-Jakarta (pp) setiap hari. Sejak awal tahun 2002lalu meningkat menjadi enam penerbangan. Enam kali penerbangan dariJambi dalam satu hari tersebut antara lain Merpati dua kali pukul10.40 dan 18.30, Bali Air dua kali pukul 09.50 dan 16.00, Batavia Airsatu kali pukul 17.00, dan Mandala satu kali pukul 12.30. Bahkan masih ada rencana perusahaan penerbangan lain yang akan masuk kejalur penerbangan berjadwal Jambi-Jakarta yaitu Lion Air.

Seorang petugas di kantor perwakilan Merpati di Kota Jambi mengatakan, harga tiket untuk penerbangan pertama Merpati Jambi-Jakarta pukul 10.40, Rp 249.000. Sementara penerbangan kedua padapukul 18.50, Rp 226.000. "Pada penerbangan pertama, hampir seluruhtempat duduk terjual habis. Penerbangan kedua, pesawat hanya terisirata-rata 40 persen," katanya.

Murahnya harga tiket pesawat Jambi-Jakarta dan sebaliknya, dapatdilihat melalui iklan di surat kabar lokal. Harga tiket Bali Air Rp275.000, Mandala Rp 302.500, dan Batavia Air Rp 250.000.Sejumlah pengelola angkutan bus dan travel di Palembangmenyebutkan pula, kemerosotan jumlah penumpang bus memang terjadisejak sejumlah maskapai penerbangan berlomba menurunkan tarif padajalur penerbangan Palembang-Jakarta. Kerusakan jalan lintas timur(jalintim) di Sumsel juga sangat berdampak terhadap penurunanpenumpang angkutan darat tersebut.

Pada saat ini, tarif penerbangan beberapa maskapai yang melayanijalur Palembang-Jakarta bervariasi mulai dari Rp 265.000 hingga Rp460.300 untuk kelas ekonomi. Tarif Rp 265.000 dipasang Batavia Airyang melayani penerbangan Palembang-Jakarta sekali sehari. SementaraBali Air melayani penerbangan Palembang-Jakarta atau sebaliknya duakali sehari dengan tarif Rp 275.000 dan Rp 280.000. Sedangkan Merpatisebanyak tiga kali sehari dengan tarif Rp 299.700.

Tarif yang relatif cukup tinggi dipasang oleh Garuda Indonesia.Perusahaan ini memasang pilihan tarif Rp 347.000, Rp 392.100, dan Rp460.000 untuk penerbangan kelas ekonomi pada jurusan yang sama.Meskipun begitu, Sales Manager Garuda Indonesia Cabang PalembangI Wayan Subagia mengaku, tarif yang dipasang Garuda saat sejumlahmaskapai lain memangkas tarif ini tidak menurunkan jumlah penumpangGaruda.

"Garuda tetap terisi sekitar rata-rata 80 persen. Penerbanganini kan bisnis kepercayaan," ujar Wayan.Entah mengapa masih banyak penumpang memilih Garuda yang bertarifmasih mahal. Mungkin kadang tidak tepatnya jadwal terbang maskapailain yang tetap mendorong sebagian warga Palembang memilih Garuda.

Menurut sejumlah pengusaha bus dan travel di Palembang, selisihtarif pesawat udara dengan tarif bus AKAP, khususnya untuk kelassuper eksekutif, memang mematikan angkutan darat pada kelas itu.

"Padahal, biaya operasional sudah tidak memungkinkan bagi kami,untuk terus menurunkan tarif untuk mengimbangi tarif pesawat yangdibuat makin murah itu," ujar Junaidy.Menyikapi perang tarif perusahaan penerbangan tersebut, parapengusaha bus dan travel mengharapkan pemerintah menerapkan ambangbatas bawah dan atas pada tarif penerbangan.

"Tanpa campur tangan pemerintah, bus, dan travel tidak akan bisa terus bertahan," kataJunaidy YS, Kepala Cabang Lorena Palembang.

Pendapat ini dibenarkan Sekretaris DPP Organda Sumsel,Effendi. "Angkutan AKAP di Sumsel jurusan ke Jawa, hampir semuadimiliki pengusaha di Jakarta, jadi masih bertahan karena tersubsidi."

Beberapa PO milik pengusaha setempat melayani jalur dalam wilayahSumatera yang tidak ditempuh pesawat. Meski dibantu subsidi, kondisiAKAP Jawa-Sumatera itu sudah dalam kondisi mati tak mau, hidup punenggan. Jadi, pemerintah perlu betul memberi perhatian dan campurtangan," ujar Effendi.

Angin segar untuk kelangsungan bus AKAP pernah dihembuskanMenteri Perhubungan Agum Gumelar ketika berkunjung ke Palembang pekanterakhir Maret lalu. Menurut Agum, saat ini Direktorat JenderalPerhubungan Udara tengah mengkaji kemungkinan penetapan ambang batasbawah tarif pesawat.

"Dirjen Perhubungan Udara sedang mengkaji kemungkinan ini. Jadi,nanti harus ada kesepakatan di antara semua airlines untuk menentukansendiri batasan tarif itu," kata Agum. (NARUL THAHAR/NUR HIDAYATI/AGUS MULYADI)

Tidak ada komentar: