Rabu, 16 Juli 2008

Bukan Sekadar Bikin Warga Senang

KOMPAS - Senin, 19 Jan 2004 Halaman: 31 Penulis: mul Ukuran: 3711 Foto: 1

BUKAN SEKADAR BIKIN WARGA SENANG

SELAMA lima hari lima malam wajah Kota Pangkal Pinang berubahdari biasanya. Meskipun hujan kerap menyiram ibu kota Negeri SerumpunSebalai tersebut, kegembiraan tetap terpancar dari warga di berbagaisudut kota.Inilah pesta rakyat yang terpancar dari kegiatan Festival DuniaMelayu Dunia Islam (DMDI) di Pangkal Pinang di penghujung tahun 2003, 13-17 Desember.

Festival bangsa serumpun yang berpusat di LapanganMerdeka, Pangkal Pinang, itu telah menerbitkan kegembiraan bagi wargakota dan daerah sekitarnya.Mungkin karena haus akan hiburan, atau memang warna festival mencocoki aspirasi budaya warga setempat, sehingga mereka terlihatbegitu antusias untuk menyaksikannnya dari awal hingga akhirfestival. Bahkan, saat acara pembukaan festival yang diguyur hujan, sekitar 10.000 warga yang mengelilingi Lapangan Merdeka tidak beranjak dari tempat mereka berdiri dengan bermodalkan payung ditangan.

"Warga Bangka memang haus hiburan. Kalau ada artis Ibu Kota yangberpentas di sini, Lapangan Merdeka selalu penuh pengunjung. Jalanan di sekitar lapangan juga dipenuhi orang dan kendaraan," ungkapseorang petugas hotel di dekat Lapangan Merdeka.

Mungkin karena warga haus terhadap hiburan itulah Festival DMDI mampu menyedot banyak pengunjung. Setiap malam, pergelaran keseniandari berbagai provinsi, kabupaten, dan kota di Indonesia, serta dari negara tetangga serumpun Melayu, selalu disaksikan ribuan penonton.Padat dan sesaknya manusia tidak hanya terjadi di Lapangan Merdeka yang becek akibat sering disiram hujan, tetapi juga di jalan-jalan sekitarnya. Sepeda motor selalu memadati jalanan menuju kelapangan. Udara malam pun menjadi sesak akibat asap knalpot kendaraanroda dua itu.

Toh "kesengsaraan" yang ditimbulkan dari banyaknya warga yangdatang tidak membuat kendur semangat warga untuk menonton. FestivalDMDI di Pangkal Pinang benar-benar telah menjadi pesta rakyat. Keramaian dan kegaduhan pengunjung terjadi pada malam pembukaandan penutupan, karena di panggung utama tampil artis Ibu Kota.

Pada malam penutupan, pengunjung tidak hanya dihibur oleh "Ratu Zapin"Iyet Bustomi dan Ratu Dangdut Camelia Malik.Pada malam itu warga juga disuguhi pertunjukan kembang api yang jarang mereka saksikan. Untuk mewujudkan kegembiraan itu, tentu membutuhkan modal tidak sedikit.

Gubernur Bangka Belitung Hudarni Rani menyebutkan, biayauntuk penyelenggaraan Festival DMDI di daerahnya menelan biaya Rp 1,8 miliar yang berasal dari APBD setempat."Kalau dihitung-hitung, setiap warga Bangka Belitung membiayai festival ini kurang dari Rp 2.000 per orang," ujar Hudarni.

Saat ini penduduk provinsi kepulauan itu berjumlah lebih dari 900.000 orang.Hudarni mengakui, penyelenggaraan Festival DMDI pada awalnya sempat ditentang sejumlah warga yang menganggapnya sebagai pemborosan. "Tetapi lebih dari 99,99 persen warga mendukungnya.Meskipun membutuhkan biaya yang tidak sedikit, manfaat yang diraihdari festival ini sangat besar bagi Bangka Belitung," ungkapnya.

Bagi Bangka Belitung, manfaat yang diraih memang bukan hanya kegembiraan warga yang menikmati festival. Dari acara itu, sejumlah penjajakan kerja sama dilakukan dengan negeri serumpun.Berlangsungnya festival itu pun diharapkan akan mampu mendorong tumbuhnya investasi di provinsi tersebut.

Festival DMDI agaknya memang bukan hanya sekadar hura-hura, atauhanya sesaat menggembirakan masyarakat Bangka Belitung belaka. (agus mulyadi)

Foto: 1Kompas/Agus Mulyadi

PESTA RAKYAT - Festival DMDI di Kota Pangkal Pinang benar-benar pestarakyat.
Diposting oleh ManggaDermayu di 04:00 0 komentar

Tidak ada komentar: