Rabu, 16 Juli 2008

Aksi Pelarian Tiga Narapidana Perempuan dari LP

KOMPAS - Minggu, 03 Dec 2000 Halaman: 1 Penulis: mul Ukuran: 5734

AKSI PELARIAN TIGA NARAPIDANA PEREMPUAN DARI LP

BAK adegan film, tiga perempuan yang mendekam di bui gara-gara kasus narkotika dan psikotropika, secara perlahan-lahan menggergajiterali besi kamar tahanan mereka. Setiap kali seorang dari mereka menggergaji, dua narapidana lainnya mengawasi bagian luar ruangtahanan agar tidak ketahuan oleh penjaga.

Aksi dengan gergaji besi itu dilakukan setiap saat, sejak Rabu(29/11), pada waktu-waktu yang mereka anggap aman.Ketekunan tiga perempuan yang mendekam di ruang tahanan Blok A LP (LembagaPemasyarakatan) Wanita Dewasa Tangerang di Jalan TMP Taruna, KotaTangerang, itu membuahkan hasil. Pada Kamis malam batang besi selesaidigergaji dan tinggal dibengkokkan.

Ketiganya, Rani Andriyani (25), Maya (40), dan Angel (30),bernafas lega. Mereka tinggal menunggu waktu yang tepat untuk membengkokkan dan mematahkan batang terali besi itu, serta menyelinap keluar.Sejak beberapa minggu sebelumnya mereka mengumpulkan untaian nilon sedikit demi sedikit untuk dibuat tali. Nilon itu mereka ambil saat mengikuti pendidikan keterampilan di dalam LP Wanita.

Rani Andriyani, narapidana yang divonis hukuman mati olehPengadilan Negeri Tangerang pada 22 Agustus 2000, adalah seorang penyelundup heroin dan kokain. Dia dibekuk di kawasan BandaraSoekarno-Hatta pada 12 Januari 2000, ketika hendak terbang ke London,membawa 3,5 kilogram heroin dan tiga kilogram kokain.

Rani ditangkap polisi bersama dua saudara sepupunya, Meirika Franola dan Deny SetiaMaharwan, yang akhirnya juga dihukum mati dalam kasus yang sama.Setelah lepas dari tahanan polisi, Rani mendekam di LP WanitaTangerang, hingga kini.

Sedangkan Angel dan Maya, juga terlibat kasus narkotika danpsikotropika. Angel telah dijatuhi hukuman 18 bulan penjara, karena memiliki putaw. Maya divonis hukuman delapan tahun penjara, karenatersangkut kasus ecstasy.

Dua wanita bertubuh langsing itu, menurut seorang petugas LP Wanita Tangerang, baru sekitar dua bulan menempati selnya di Tangerang. Sebelumnya mereka mendekam di LP WanitaPondokbambu, Jakarta Timur.

ENTAH ide siapa, tiga narapidana perempuan memilih waktu kabur pada sekitar usai makan sahur dan shalat Subuh. Pertimbangannya mungkin bahwa semua penjaga LP pada malam itu sudah kekenyangansetelah makan sahur sehingga mengantuk, atau telah sampai pada puncakkantuknya setelah berjaga sejak pukul 18.00.

Rani, Maya, dan Angel, segera membengkokkan terali besi yang mereka gergaji. Satu per satu perempuan-perempuan perkasa, berani,dan cerdik, itu menyelinap di sela terali besi yang dibengkokkan, dansegera menuju ke menara pos jaga nomor dua, di bagian belakang LP.Dari menara pos jaga yang kosong tanpa penjaga itu, satu per satu mereka menuruni pagar tembok LP setinggi lima meter, dengan bantuan tali nilon.

Namun malang bagi Rani, karena dia jatuh terduduk. Akibatnya,sakit luar biasa segera menderanya. Kelak ketahuan kalau tulang pinggangnya patah atau saling berhimpitan. Rani akhirnya ditinggal pergi oleh Maya dan Angel.

Aksi tiga narapidana perempuan itu baru diketahui penjaga LP Wanita setelah Rani berteriak meminta tolong."Saya ingin pulang. Saya kangen sama orang tua dan saudara," ujarRani dengan berlinangan air mata, usai menceritakan kisahnya di ruangIGD (instalasi gawat darurat) RSU Tangerang, Jumat siang.

Kerinduan Rani, anak sulung pasangan Neni dan Andi, semakin menguat ketika memasuki bulan suci Ramadhan ini. Dia ingin kembali merasakan makan sahur dan berbuka puasa, bersama ayah, ibu, dan duaadik kandungnya, di rumahnya di Jalan Moch Yamin, Cianjur, JawaBarat.

Hingga Sabtu (2/12) siang belum diketahui siapa yang mendalangi pelarian itu. Juga belum diketahui asal gergaji besi tersebut.Seandainya gergaji berasal dari tamu yang mengunjungi mereka, kenapa bisa lolos dari pengecekan petugas LP Wanita?Belum diketahui pula apakah pelarian itu dibantu pihak lain.

Pada waktu pelarian berlangsung, LP dijaga oleh 11 petugas.Sebagian adalah petugas laki-laki yang berjaga di pagar bagian dalam.Sebagian lain para sipir wanita, bertugas di dalam blok-blok penjara.Empat menara pos jaga di empat sudut LP Wanita seluas 1,6 hektar itu,diduga tidak ditempati penjaga.

"Kami selama ini memang kekurangan orang, untuk mengawasi 211 narapidana dan tahanan di LP Wanita," ujar seorang petugas LP saat menjaga Rani di RSU Tangerang.

Kepala LP Wanita Tangerang hingga Sabtu siang tetap sulit ditemui. Petugas LP semuanya menolak kedatangan Kompas dan wartawan lain, dengan menanyakan apakah membawa surat izin dari Kanwil DepkehDKI Jakarta.

Menurut informasi, Kepala LP Wanita dan semua penjaga yang bertugas pada malam pelarian narapidana, sudah diperiksa atasan mereka dari Departemen Kehakiman.Kaburnya tiga narapidana perempuan dari ruang penjara mereka,mengagetkan petugas LP Wanita.

Menurut seorang petugas LP Wanita,selama 17 tahun dia bertugas di LP itu, baru kali ini ada kasus pelarian narapidana.

"Kami tidak menduga sama sekali. Selama ini kami percaya tidakbakal ada yang kabur, karena mereka semuanya perempuan. Kelengahankami rupanya dimanfaatkan Rani, Maya, dan Angel," ujarnya.

Pelarian yang cukup menggemparkan itu, diduga bisa terjadi terutama akibat lengahnya petugas LP Wanita Tangerang. Mereka terlenaoleh adem-ayemnya penghuni LP selama ini.Kepolisian Resor Tangerang hingga Sabtu sore, belum mampu melacak keberadaan Maya dan Angel, yang tengah menghirup "udara bebas"-nya.(agus mulyadi)

Tidak ada komentar: