Rabu, 16 Juli 2008

Mereka Ada di Mana-mana

KOMPAS - Rabu, 31 Mar 2004 Halaman: 30 Penulis: mul Ukuran: 4804

MEREKA ADA DI MANA-MANA...

LIMA orang perempuan muda duduk-duduk di bangku di dalam salahsatu warung telekomunikasi (wartel) di Kompleks Pertokoan Ilir BaratPermai, Palembang. Sepintas mereka tampak seperti orang yang memakaijasa wartel untuk berteduh sebentar karena udara di luar begitu panasmenyengat di hari Minggu itu.

Akan tetapi, ketika diperhatikan lebih saksama, ada yang berbedadalam penampilan mereka. Apalagi mata mereka pun kadang sepertimenggoda. Benar saja, ketika ditegur mereka langsung membalas danbersikap agresif.

"Mau ke mana Kak?" tanya salah seorang di antara wanita mudabercelana jins dan kaos ketat kepada seorang laki-laki setengah bayayang masuk ke dalam wartel.Pembicaraan selanjutnya pun mengalir lancar.

Demikian pula ketikasalah seorang di antara mereka bergerak keluar wartel bersama laki-laki tadi. Urusan selanjutnya tentu hanya mereka yang tahu.

SEJUMLAH wartel di Palembang disinyalir menjadi salah satu tempatmangkal para perempuan pekerja seks komersial (PSK) yang umumnyaberusia muda untuk mencari pasangan. Tempat itu dipilih karena merekabisa langsung bertemu berbagai jenis laki-laki, baik yang suka isengmaupun tidak.

Tempat lain yang menjadi tempat mangkal para PSK di Palembangadalah salon, hotel, wisma, kafe, dan panti pijat, dan tentu saja dijalanan. Di Palembang sudah bukan rahasia lagi, misalnya, terdapatsalon-salon kecantikan tertentu yang juga memberikan pelayanan lebih,luar dalam.

"Kepada pelanggan yang datang, tawaran pertama yang diberikanperempuan di salon seperti itu adalah perawatan biasa, seperti cucimuka, atau creambath. Kepada laki-laki yang mau cuci muka, biasanyaditawarin agar pencucian dilakukan di atas," kata seorang perempuanbekas pekerja salon.

Di atas yang dimaksudkan adalah kamar-kamar di lantai atas. Salondi Palembang umumnya menempati rumah toko berlantai tiga atau dua. Dilantai dasar biasanya dijadikan tempat salon beneran, dan di lantaiatas bisa digunakan seperti yang dimaksudkan perempuan tadi.

Salon dan wartel hanya dua di antara tempat-tempat terselubungpraktik prostitusi di Palembang. Tempat favorit yang menjadi tempatmangkal PSK lainnya adalah tepi jalan. Salah satunya adalah dikawasan Kambang Iwak, di tepi Jalan Merdeka dan Jalan Diponegoro.

Di kawasan yang letaknya berdekatan dengan rumah dinas Wali KotaPalembang itu, setiap menjelang malam datang puluhan perempuan PSKmangkal mencari pelanggan. Para PSK yang biasa beroperasi di jalananbisa pula ditemukan di tepian Jalan Kolonel Barlian.

Tarif para PSK jalanan di Palembang berkisar Rp 50.000-Rp 70.000untuk short time waktu. Untuk tarif menginap, tentu sesuaikesepakatan dengan pelanggan.Sementara itu, tarif PSK yang biasa mangkal di wartel atau salon,juga bergantung pada kesepakatan. Namun, biasanya mereka memasangtarif antara Rp 200.000 dan Rp 300.000 sekali kencan singkat.

Tarifyang sama juga dipasang PSK yang mangkal di hotel atau wisma.Tarif lebih murah, Rp 100.000-Rp 150.000 biasanya dipatok parapemijat di panti pijat dan PSK yang biasa mangkal di kafe.

Sebagian PSK lain yang beroperasi di Palembang, memilih menunggupelanggan di rumah masing-masing. Mereka tinggal menunggu kontak daripelanggan, janjian bertemu di satu tempat, selanjutnya masuk hotelbaik untuk kencan singkat atau menginap.

Tarif perempuan panggilan ini tentu bergantung pada kesepakatan.Salah seorang perempuan muda yang mengaku memiliki sejumlah temanyang bisa dipanggil kapan saja menyebutkan, tarif untuk short time Rp300.000-Rp 500.000. Kalau menginap bisa Rp 1 juta atau lebih.

"Kalau ada kawan kakak yang butuh teman, kontak aku aja. Banyaklho teman aku, cantik-cantik dan masih muda-muda. Kalau mau three in one juga boleh, nanti aku kirim dua orang teman cewek," kataperempuan muda itu, sebut saja namanya Ema.

Tempat kencan juga bukan merupakan hal sulit di Palembang karenasejumlah hotel kelas melati hingga bintang empat tersedia. Akantetapi, hotel transit dengan tarif Rp 30.000-Rp 70.000 di JalanKolonel Barlian, tentu menjadi tempat favorit karena mobil atausepeda motor langsung masuk garasi.

Tempat kencan serupa, jugatersedia di Jalan M Isa, dengan kedok tempat indekos harian.Ema yang kerap mangkal di wartel atau tempat perbelanjaan itu,dengan enteng menawarkan diri dan teman-temannya untuk diajakberkencan.

Mereka, termasuk PSK lain, dan laki-laki pelanggannyatidak menyadari penyakit yang mengancam akibat hubungan intim gonta-ganti pasangan.Selain itu, dosa besar menanti mereka yang lebih mengerikan darisekadar terjangkit HIV/AIDS. (agus mulyadi)

Tidak ada komentar: