Kamis, 17 Juli 2008

Dari Rejang Lebong Daun Sawi Itu Berasal

KOMPAS - Rabu, 09 Jul 2003 Halaman: 32 Penulis: mul Ukuran: 6544 Foto: 1
DARI REJANG LEBONG DAUN SAWI ITU BERASAL...
PARA penikmat sayuran di Palembang, Jambi, atau kota dan daerah
lain, mungkin tidak pernah berpikir kalau daun sawi di mangkuk
makanan yang mereka santap itu berasal dari daerah yang teramat jauh.
Tidak akan terpikir pula, daun sawi yang disajikan untuk menemani
makan, juga hasil dari kerja keras petani yang menanamnya.
Dalam benak para penikmat sayuran itu pun, tentunya tidak pernah
terpikir daun hijau segar tersebut telah menempuh perjalanan jauh
sebelum sampai ke piring mereka. Dengan diangkut truk atau mobil bak
terbuka lain, daun sawi telah pula melalui jalan rusak atau mulus
sepanjang ratusan kilometer.
Bersama jenis sayuran lain yang diangkut pedagang, daun sawi
dibawa dari sentra produksi sayur-mayur di Kabupaten Rejang Lebong,
Provinsi Bengkulu. Dari daerah berhawa sejuk dengan ibu kota Curup
itulah, berbagai jenis sayuran dihasilkan.
Sebelum tiba di Palembang, misalnya, sayuran asal Rejang Lebong
harus melintasi buruknya kondisi jalan lintas Sumatera di antara
Tebing Tinggi dan Lahat, Sumatera Selatan. Itu jika perjalanan
dilalui dengan rute Curup-Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, terus ke
Tebing Tinggi-Lahat-Muara Enim-Prabumulih-Palembang. Perjalanan lebih
dari 12 jam yang sebagian melalui jalan rusak parah tersebut berjarak
lebih dari 400 kilometer.
Sementara itu, perjalanan lebih pendek, sekitar 300 kilometer,
dapat dilakukan dengan mengambil rute Curup-Lubuk Linggau-Sekayu-
Pangkalan Balai-Palembang. Namun, perjalanan itu pun harus dilakukan
melalui sebagian jalan yang kondisinya amburadul.
Di jalan lintas Sumatera lainnya ini kerusakan juga menghadang di
ruas jalan antara Muara Beliti sampai dengan Lakitan. Belum lagi
selepas Betung di ruas jalan lintas timur Sumatera antara Jambi-
Palembang, lubang-lubang yang menganga di jalan pun siap menghadang.
Dengan buruknya kondisi jalan tersebut, perjalanan sayuran pun
menjadi lebih lama. Sayuran yang diangkut juga harus terbanting-
banting di dalam keranjangnya di atas bak truk atau mobil bak terbuka
lainnya.
Perjalanan jauh dengan melintasi sebagian jalan rusak itu kadang
menjadi lebih lama lagi jika terjadi kemacetan. Semua kendaraan yang
melintas bisa antre berjam-jam, misalnya, karena ada truk mogok atau
teperosok di jalan rusak.
Kalau ada kendaraan teperosok dan mengalangi jalan, dapat
dipastikan antrean bisa berjam-jam. "Saya pernah ikut antre dan
berhenti selama enam jam gara-gara ada truk lain terperosok.
Akibatnya, sayuran yang saya bawa pun terlambat tiba di Pasar 16
Ilir, Palembang," ujar Tanto, sopir truk Colt diesel ketika ditemui
di Desa Siban Ayam, Kecamatan Selupuh Rejang.
Mungkin gara-gara jalan rusak seperti itulah, biaya angkut
sayuran dari Rejang Lebong pun melambung. Biaya angkut ke Jambi untuk
kendaraan Suzuki Carry bak terbuka, misalnya, Rp 300.000. Padahal,
sayuran yang diangkut tidak lebih dari satu ton. "Kalau ke Lubuk
Linggau yang jaraknya 60 kilometer dari sini, tarifnya cuma Rp
75.000," ujar Anwar, sopir lainnya.
Tarif paling mahal tentu saja untuk angkutan jenis Colt diesel.
Biaya pengangkutan sayuran dengan muatan sekitar tujuh ton itu
dipatok Rp 1,5 juta. "Meskipun biaya ongkos angkut mahal, tidak ada
jaminan sayuran tiba tepat waktu di pasar tujuan. Perjalanan kami
tetap ditentukan oleh kondisi jalan saat melintas menuju Palembang,"
kata Tanto.
Dia menyebutkan, perjalanan yang paling nyaman dijalani,
sebenarnya hanya antara Rejang Lebong-Lubuk Linggau. Di ruas itu,
jalan beraspal hotmix mulus membuat nyaman pengendara. Apalagi
kawasan yang dilalui juga jalan pegunungan yang sejuk dan menyuguhkan
pemandangan indah di kanan dan kiri jalan.
***
REJANG Lebong memang merupakan satu kawasan di Provinsi Bengkulu
yang memiliki pemandangan menawan. Selain dihiasi kebun-kebun sayur,
sepanjang perjalanan di kawasan Rejang Lebong mata juga dimanjakan
dengan indahnya rumah-rumah panggung kayu khas daerah setempat. Bunga-
bunga yang tumbuh di tepi jalan di depan rumah-rumah warga, juga
menjadikan alam terlihat begitu indah.
Jalan yang mulus, baik yang menghubungkan ke Kota Bengkulu maupun
ke Lubuk Linggau, membuat kawasan itu makin menawan. Hamparan sayuran
di sentra produksi kabupaten itu ikut memberi pemandangan yang sejuk.
SENTRA sayuran di Rejang Lebong itu selain terdapat di Kecamatan
Selupu Rejang, juga terdapat di tiga kecamatan tetangganya, yakni
Sindang Kelingi, Curup, dan Bermani Hulu.
"Namun, di beberapa kecamatan lain juga ada tanaman sayuran
dengan lahan yang tidak luas," ujar Kepala Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Kabupaten Rejang Lebong Rosihan YT.
Menurut Rosihan, saat ini lahan tanaman cabai seluas 10.278
hektar, tomat 6.371 hektar, kubis 3.385 hektar, sawi 4.449 hektar,
wortel 2.143 hektar, terong 3.790 hektar, kacang buncis 3.480 hektar,
mentimun 4.165 hektar, bawang daun 3.750 hektar, bayam 1.981 hektar,
dan kentang 192 hektar.
Dari berbagai jenis sayuran yang ditanam petani Rejang Lebong
tersebut, menurut Rosihan, tiga jenis di antaranya telah diekspor ke
Singapura. Melalui Batam, cabai, tomat, dan buncis diekspor ke negara
jiran tersebut. "Namun jumlahnya tidaklah banyak," ucapnya.
Kepala Desa Siban Ayam Ahmad Holil menyatakan, penduduk desanya
yang sebagian besar petani sayuran tidak memperoleh penghasilan
memadai, meski harga sayuran di tingkat konsumen tinggi.
Rosihan menjanjikan, suatu saat nanti akan terjadi perubahan ke
arah yang lebih baik. Menurut dia, Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong
merencanakan akan membangun beberapa pabrik saus tomat. "Sebagian
produksi tomat dan cabai petani nantinya bisa dijual ke pabrik.
Dengan cara seperti itu, mudah-mudahan harga pun bisa meningkat,"
ujarnya.
Seandainya itu semua terwujud, petani tentu akan merasa senang.
Kawasan itu pun tentu akan menjadi semakin indah dipandang karena
senyum petani mengembang di mana-mana setelah tidak dipusingkan lagi
oleh harga sayuran yang rendah. (MUL)
Foto: 1
Kompas/Agus Mulyadi
DIKIRIM KE PALEMBANG - Setelah membeli dari petani, para pedagang
sayur yang banyak bertebaran di Kecamatan Selupuh Rejang, Kabupaten
Rejang Lebong, membersihkan sayuran dan memasukkannya ke dalam
keranjang atau karung. Sayuran dari daerah pegunungan yang sejuk itu
dikirim ke sejumlah pasar di Palembang, Jambi, dan Bengkulu.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Nice fill someone in on and this fill someone in on helped me alot in my college assignement. Gratefulness you seeking your information.

Anonim mengatakan...

Easily I to but I dream the post should prepare more info then it has.