Rabu, 16 Juli 2008

Mendambakan Kejayaan Negeri Serumpun

KOMPAS - Senin, 19 Jan 2004 Halaman: 30 Penulis: Mulyadi, Agus Ukuran: 6891 Foto: 1

Festival Dunia Melayu Dunia Islam
MENDAMBAKAN KEJAYAAN NEGERI SERUMPUN

RIBUAN warga memadati jalan-jalan di sekitar Lapangan Merdeka,Kota Pangkal Pinang, pertengahan Desember 2003. Iring- iringanpejalan kaki saling berdesakan dengan sepeda motor dan mobil, salingberebut untuk mendekat ke lapangan di pusat ibu kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung itu.

WARGA Pangkal Pinang pada malam itu seakan tumpah ke LapanganMerdeka. Semua ingin menyaksikan acara malam pertama pergelaran senipertunjukan dalam rangkaian Festival Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI). Beberapa jam sebelumnya, lebih dari 10.000 orang menyaksikanacara pembukaan Festival DMDI di Lapangan Merdeka.

Hujan yang deras tidak membuat mereka surut. Warga yang telah bersiap dengan payung segera mengembangkannyaketika gerimis pertama turun. Selama dua jam acara pembukaan dandilanjutkan dengan karnaval budaya di sekitar Lapangan Merdeka, warga tampak antusias menyaksikan dengan payung di tangan.Semangat warga Pangkal Pinang dan sekitarnya ini mendapat pujian dari Menteri Negara Kebudayaan dan Pariwisata I Gede Ardika, GubernurBangka Belitung Hudarni Rani, dan Presiden DMDI Datuk Seri Mohd AliBin Mohd Rustam.

"Semangat seperti inilah yang harus dicontoh oleh penduduk daerah lain. Dengan semangat seperti ini, kita bersama-sama akan mampu membangun bangsa ini," ujar Ardika.

DILANDASI semangat itu pulalah bangsa serumpun Melayu yang tersebar di berbagai negara, termasuk di Indonesia, sepakat hendak membangun demi kemajuan dan kesejahteraan bangsa Melayu dalam wadahDMDI. Mereka bertemu tidak hanya untuk sekadar melestarikan dan mengembangkan budaya Melayu, tetapi lebih dari itu.

Gubernur Bangka Belitung Hudarni Rani menyatakan, melaluiFestival DMDI di Pangkal Pinang ini sekaligus memperkenalkan dunia wisata dan sektor lain di daerahnya, dalam rangka mendorong investasi di provinsi ini."Festival ini sekalian dimanfaatkan oleh bangsa serumpun dan seagama untuk saling bersilaturahmi, sekaligus untuk memperkenalkanpotensi yang ada di negara dan daerah masing-masing," paparnya.

Dengan pengetahuan tentang potensi-potensi tersebut, langkah selanjutnya tentu berupa saling menjajaki kerja sama, baik antaranegara-negara serumpun maupun antardaerah di Indonesia. Pengenalan potensi itu, menurut Hudarni, akan dapat digunakan untuk kepentingan bersama."Dengan mengetahui potensi masing-masing, kami akan dapat tukar-menukar informasi, khususnya di bidang ekonomi, kebudayaan, danteknologi informasi untuk meningkatkan pembangunan dan kemaslahatanrakyat," ujar Hudarni.

Silaturahmi, saling mengenal potensi, dan tukar-menukar informasi adalah salah satu esensi pembentukan wadah DMDI. Diharapkan, bangsa serumpun Melayu dapat bekerja sama saling menguntungkan, dimulai daripertemuan-pertemuan semacam festival tersebut.Festival DMDI di Pangkal Pinang, misalnya, tidak hanya berupapergelaran kesenian dan budaya dari masing-masing delegasi. Dalam festival itu dilakukan pula temu usaha (business meeting) antardelegasi.

Dalam pertemuan dijajaki berbagai kemungkinan kerjasama ekonomi, perdagangan, pendidikan, dan kebudayaan.Bagi Provinsi Bangka Belitung, yang ingin diraih adalah masuknya investor untuk membangun daerah yang biasa disebut Negeri Serumpun Sebalai itu berasal dari pengusaha bangsa serumpun (Melayu). Salah satu yang hendak dijual adalah pariwisata."Memang tak ada gading yang tak retak, tak ada mawar yang takberduri," ucap Hudarni.

Tetapi bagaimana pun kami akan manfaatkanforum ini demi kebaikan kita semua."Harapan Hudarni itu langsung terwujud ketika Kamar Dagang BangkaBelitung menandatangani perjanjian kerja sama dengan Kamar DagangNegara Bagian Malaka, Malaysia. Dalam kesepakatan disebutkan, pihak Malaka di antaranya akan mengimpor terasi, sedangkan Bangka Belitung akan mengimpor kecap.

Tidak hanya itu, beberapa jam sebelum festival secara resmi dibuka Menneg Kebudayaan dan Pariwisata I Gede Ardika, PT Timah Tbk memaparkan mengenai perusahaan itu kepada rombongan dari Malaka yang dipimpin Ketua Menteri Malaka Dato Seri Mohd Ali Bin Mohd Rustam.

Di balik pertemuan itu, rupanya ada maksud Malaka mengimpor bahan baku timah dari PT Timah. Hal itu disampaikan Dato Seri Mohd Ali."Kami memang tengah menjajaki impor timah dari PT Timah. Kamiakan membuat cendera mata khas Malaka dengan menggunakan bahan bakutimah," ungkapnya.

Kesepakatan jual-beli timah memang tidak langsung dilaksanakan pada hari itu. "Akan ada tim dari Malaka dan PT Timah yang akan membicarakan soal itu. Kalau harganya cocok, kami akan mengekspor timah ke Malaka," kata Mimpin Sitepu, Direktur PT Timah Industri, anak perusahaan PT Timah.

KERJA sama dalam berbagai bidang memang wujud konkret dari pembentukan wadah DMDI. Itu semua dilakukan demi kemajuan bersama bangsa serumpun Melayu agar tidak tertinggal dari rumpun bangsa lain di dunia.

Presiden DMDI Dato Seri Mohd Ali menjelaskan, sejak pembentukan DMDI empat tahun lalu, banyak kemajuan yang dicapai. Meskipun belum mencakup semua negara-negara rumpun Melayu, kemajuan itu setidaknya telah dicapai Malaka dan Indonesia, khususnya dalam bidang pariwisata.

Kerja sama perdagangan pun telah dilakukan meski baru sebatas antara Malaka dan Indonesia. Kerja sama ekonomi untuk kemajuan masing-masing negara peserta DMDI tersebut berlanjut pula dengan kerja sama di bidang pendidikan, teknologi informasi, dan lainnya. Berbagaimacam kerja sama tersebut umumnya diawali pertemuan semacam Festival DMDI.

"Melalui DMDI, kerja sama menjadi lebih agresif dan pertemuan sering dilakukan. Dalam setahun pertemuan dilakukan empat hingga lima kali. Di Malaka pertemuan DMDI dilakukan setiap Oktober, selebihnya di luar Malaka," ujarnya. Pada tahun 2003, pertemuan diadakan di Sri Lanka, Palembang,Pangkal Pinang. Mendatang, pertemuan DMDI akan dilakukan di Jambi, Balikpapan, Afrika.

"Dengan selalu bertemu akan banyak perbincangan dan action. Makin banyak bertemu akan makin baik," ujar Mohd Ali. Semua diakukan demi masa depan yang lebih baik bagi negeri serumpun Melayu dalam koridor DMDI. Mohd Ali berharap, kerja sama itu tidak hanya terbatas dalam lingkup negeri-negeri serumpun Melayu,melainkan mencakup semua negara-negara Islam di dunia. (AGUS MULYADI)

Foto: 1Kompas/Agus Mulyadi

PEMBUKAAN FESTIVAL DMDI - Puluhan penari memeriahkan acara pembukaanFestival Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) di Pangkal Pinang, pertengahan Desember 2003. Acara yang digelar di Lapangan Merdeka itudisaksikan ribuan warga setempat meskipun hujan turun saat acara tengah berlangsung.

Tidak ada komentar: